Rabu, 03 Juli 2013

SEBUAH CERITA ; MERCUSUAR WILLEM III.

Kota Semarang sendiri merupakan salah satu kota yang pernah dijajah oleh Belanda. Peninggalan Belanda di negeri yang dijajah tidak hanya rumah atau gedung saja tetapi juga sebuah menara yaitu mercusuar. Dimana pada saat itu, Belanda membuat menara atau mercusuar ini demi keselamatan kapal-kapal yang akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Di daerah Pelabuhan Tanjung Emas ini terdapat sebuah mecusuar, yang bernama Mercusuar Willem III. Mercusuar yang terletak mercusuar Willien III di jalan Coaster No 10A Semarang, di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas ini merupakan satu-satunya mercusuar dan juga sebagai pusat pelayaran di Jawa Tengah.

Mercusuar Willem III.
Mercusuar ini merupakan bangunan tinggi seperti menara yang dibangun untuk membantu penunjuk arah kapal dengan sumber cahaya dari puncaknya. Mercusuar Williem III ini dioperasikan dan dikontrol setiap hari oleh lima orang selama 24 jam oleh Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) dibawah naungan Kementrian Perhubungan. Mercusuar ini beroperasi menggunakan tenaga PLN dan rangkaian listrik.

Bangunan Mercusuar ini masih dalam kondisi asli, meskipun usianya sekitar ratus tahun lamanya, namun bangunan ini masih terlihat tegak dan kokoh berdiri. Kondisi bangunan saat ini masih berjalan dan berfungsi dengan baik dalam memberi petunjuk atau penanda daratan untuk pemandu kapal yang sedang berlayar. Selain itu juga, berfungsi sebagai penanda daerah bahaya supaya terhindar tabrakan batu karang, memberitahu bagian laut yang dangkal serta juga terhindar dari kapal lainnya. Didalam mercusuar ini terdapat peran navigasi yang sangat penting yaitu ; Menara Suar, Rambu Suar dan Pelampung Suar.


Onder De Regeering Van
Willem III.
Koning Der Nederlander.
Sedikit cerita sejarah tentang mercusuar ini, dimana mercusuar tersebut merupakan bangunan yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1884, dalam rangka menjadikan kota Semarang sebagai kota pelabuhan dan dagang, yang pada waktu itu sebagai sarana untuk mengekspor gula ke luar negeri. Sedangkan, pada pintu masuk mercusuar terdapat tulisan yang bertuliskan sebuah nama yaitu Onder De Regeering Van ZM Willem III Koning Der Nederlander”. Sehingga, mercusuar ini biasa disebut dengan Mercusuar Willem III. Bangunan Mercusuar Willem III ini termasuk Mercusuar kelas 2 diantara Mercusuar lainnya. Sehingga, terdaftar sebagai DSI 3200 dalam Daftar Suar Indonesia yang memiliki ID Internasional K.1132.
Jarak jauh sorotan lampu pada Mercusuar ini sekitar 24mil yang jangkauannya cukup jauh untuk memandu kapal memasuki pelabuhan, namun sorotan lampu ini juga tergantung pada kondisi cuaca pada saat itu. Apabila cuaca pada malam hari mendung atau berkabut itu akan menjadikan jarak sorot lampu lebih rendah. Tinggi pada bangunan Mercusuar ini mencapai 32 meter. 

Rambu Mercusuar (BUI).

Selain itu, terdapat juga BUI. BUI disitu adalah benda yang berwarna merah berada di depan mercusuar yang biasa disebut Rambu Suar. BUI tersebut adalah bagian dari Mercusuar, khususnya untuk memberi rambu-rambu pada kapal dan fungsinya sebagai pelampung mercusuar untuk memandu atau mengetahui ketika ada kapal masuk. BUI tersebut beroperasi dengan mengeluarkan cahaya merah dan hijau yang biasa disebut untuk jalur kapal atau rambu-rambu lalu lintas untuk kapal.


                 Selain bisa untuk menambah ilmu dan pengetahuan, kita juga bisa berwisata. Dimana, sebelum memasuki gerbang mercusuar, terdapat objek wisata perahu. Objek Wisata Perahu ini dibuka mulai pukul 08.00 sampai 16.00 WIB. Kita juga tidak perlu mengeluarkan biaya terlalu banyak, hanya dengan Rp 15.000,- kita sudah bisa menikmati keindahan panorama laut hingga sampai ke ujung pelabuhan.
Peranan dan fungsi mercusuar ini sangat penting untuk kapal-kapal yang ingin berlabuh di Pelabuhan Tanjung Emas ini. Maka, tidak berhenti hanya sampai disini keindahan dan peran mercusuar ini. Tetapi juga akan masih tetap ada dan bertahan dari masa sekarang hingga masa berikutnya.

Narasumber : Joko Triyono (Petugas Navigasi Mercusuar).